Kamis, 19 Desember 2013

Special Brother

Hari ini tepat setahun mereka meninggalkan kami. Pasangan hebat yang telah membesarkan kami sampai remaja. Seharusnya mereka masih di sini. Membimbing dan mengarahkan kami sampai benar- benar menjadi sosok yang dewasa, menjadikan kami orang yang tak takut menghadapi dinginnya dunia luar . Namun pengendara motor yang mabuk waktu itu merampas hak kami untuk memeroleh semua perhatian itu dari orang tua kami sendiri.

Aku sempat tak terima dengan semua itu. Aku terus memukul dan memaki orang yang mengantar kedua orang tuaku pada ketiadaan. “Kenapa kalian saja yang tak mati!!!” aku terus mengulang
kalimat itu berteriak kencang didepan muka mereka. Namun semakin keras aku berteriak, semakin keras aku memukul mereka, hati ini semakin sakit. Aku tahu saat itu ayah dan ibu tak kan pernah kembali lagi.
***
Assalamualaikum ayah dan ibu. Hari ini akhirnya aku berkunjung ke rumah kalian. Maaf aku baru bisa datang menjenguk kalian saat ini. Bukan tak sempat, hanya saja sampai saat ini aku masih tak percaya kalian sudah tiada.

Aku masih menyimpan semua benda-benda kesayangangan kalian. Meletakannya dengan posisi yang sama sebelum kalian meninggalkan rumah. Mungkin hanya lewat benda-benda itu aku merasa bahwa ayah dan ibu tak pernah pergi meninggalkan kami.

Ayah, ibu, aku datang bersama adik. Dia yang selalu datang dan merawat persinggahan terakhirmu ketika aku masih tak bisa menghadapi kenyataan. Aku benar-benar berterimakasih kalian telah memberikan seorang adik seperti dia. Dia yang tak pernah mengeluh dan tak pernah sekalipun putus asa, mencoba sekuat tenaga untuk selalu di sampingku yang menguatkanku setiap saat.

Kalian pernah mengajarkan kami selalu tersenyum dikondisi terburuk apapun, namun semakin aku mencoba semakin sakit yang kurasakan. Hanya adik yang benar-benar bisa tersenyum sampai sekarang. Dia tak penah sekalipun menunjukan rasa sedihnya didepanku. Bukan, dia bukanya tak sedih. Aku pernah mendapatinya menangis lirih dikamarnya. Aku tahu dia menahan suara tangisnya agar tak terdengar olehku. Aku rasa adiklah yang benar-benar kehilangan kalian, adiklah yang benar-benar hancur hatinya.

Ayah, ingatkah ketika adik masih kecil dan ayah ingin membelikannya mainan robot? Lalu dia bilang dia tidak menginkan itu, dia bilang mainan itu mahal. Padahal ayah tahu adik benar-benar menginginkannya. Akhirnya, di rumah ayah membuatkan robot-robotan dari kertas. Adik benar-benar senang dan memuji buatan ayah lebih bagus dari pada yang dijual di toko mainan. Padahal kita semua tahu bikinan ayah ga bagus-bagus amat. Tapi adik terus saja memuji.

Dan ibu, ingatkah ketika adik mulai menginjak remaja? Ibu menyisihkan uang untuknya  agar bisa membeli baju baru. Ibu tak ingin adik minder selalu memakai pakaian bekas kakaknya. Ibu memberikan uang itu kepada adik. Adik terlihat senang tapi setelah itu dia malah menggunakan uang itu untuk  mebelikan ibu pakaian. Dia bilang dia tak perlu pakaian baru, ibulah yang perlu. Dia hanya ingin selalu melihat ibu tampil cantik. itu cukup baginya.

Ayah ibu andai saja tak ada adik, mungkin aku sudah menyusul kalian saat ini. Aku yang merasa belum siap melawan dunia tanpa kehadiaran kalian, benar-benar ketakutan dan  buta arah. Dingin dan gelap tanpa ada jalan keluar.

Saat ini aku bersyukur di sampingku ada adik yang sesederhana dia, yang ikhlas menerima semuanya dan selalu berpikir positif dalam kondisi apapun. Aku tak tahu apa yang kalian ajarkan padanya hingga dia bisa sekuat ini. Tapi terimakasih atas segalanya, aku bisa belajar itu darinya sekarang. Ya, aku mulai bangkit walau belum sepenuhnya dapat berdiri tegak.

Aku tahu Tuhan tak kan memberikan cobaan di luar batas kemampuan manusia. Dan yang hanya bisa kami lakukan adalah berjuang dan akhirnya dapat  maju ke depan.   

 “Kak, Ayah dan ibu pasti senang Kakak ke sini” kata adik membuyarkan lamunanku
”Kak, coba dengar!”  dia menyerahkan mp3 playernya

Aku langsung tersenyum ketika lagu mulai mengalun:

hari ini aku di sini
berjuang untuk bertahan
padamkan luka dan beban yang ada
yang tlah membakar seluruh jiwa


kucoba resapi kucoba selami
segala yang tlah terjadi
ku ambil hikmahnya
rasakan nikmatnya
dan kucoba untuk hadapi


I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
kau berikan kekuatan
untuk lewati semua ini

hari ini kan kupastikan

aku masih ada disini
mencoba lepaskan, coba bebaskan
segala rasa perih di hati
kucoba resapiku, coba hayati
segala yang tlah terjadi


ku ambil hikmahnya,

rasakan nikmatnya
dan kucoba untuk hadapi


and I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
kauberikan kekuatan
'tuk lewati semua ini


Engkau slalu ada
di saat jiwaku rapuh, di kalaku jatuh
and I want you to know
that I will fight to survive,


I will not give up, I will not give in,
I'll stay alive for you... for you... for You...

I will survive, I will revive

I won't surrender and stay alive

I will survive, I will revive
getting stronger to stay alive
kau berikan aku kekuatan
'tuk lewati semua ini


I will survive, I will revive
getting BIGGER... bigger than life
Engkau Yang Esa, Yang Perkasa
You give me reason to survive


 Thank’s brother
Hari ini tepat setahun mereka meninggalkan kami. Pasangan hebat yang telah membesarkan kami sampai remaja. Seharusnya mereka masih di sini. Membimbing dan mengarahkan kami sampai benar- benar menjadi sosok yang dewasa, menjadikan kami orang yang tak takut menghadapi dinginnya dunia luar . Namun pengendara motor yang mabuk waktu itu merampas hak kami untuk memeroleh semua perhatian itu dari orang tua kami sendiri.
Aku sempat tak terima dengan semua itu. Aku terus memukul dan memaki orang yang mengantar kedua orang tuaku pada ketiadaan. “Kenapa kalian saja yang tak mati!!!” aku terus mengulang kalimat itu berteriak kencang didepan muka mereka. Namun semakin keras aku berteriak, semakin keras aku memukul mereka, hati ini semakin sakit. Aku tahu saat itu ayah dan ibu tak kan pernah kembali lagi.
***
Assalamualaikum ayah dan ibu. Hari ini akhirnya aku berkunjung ke rumah kalian. Maaf aku baru bisa datang menjenguk kalian saat ini. Bukan tak sempat, hanya saja sampai saat ini aku masih tak percaya kalian sudah tiada.
Aku masih menyimpan semua benda-benda kesayangangan kalian. Meletakannya dengan posisi yang sama sebelum kalian meninggalkan rumah. Mungkin hanya lewat benda-benda itu aku merasa bahwa ayah dan ibu tak pernah pergi meninggalkan kami.
Ayah, ibu, aku datang bersama adik. Dia yang selalu datang dan merawat persinggahan terakhirmu ketika aku masih tak bisa menghadapi kenyataan. Aku benar-benar berterimakasih kalian telah memberikan seorang adik seperti dia. Dia yang tak pernah mengeluh dan tak pernah sekalipun putus asa, mencoba sekuat tenaga untuk selalu di sampingku yang menguatkanku setiap saat.
Kalian pernah mengajarkan kami selalu tersenyum dikondisi terburuk apapun, namun semakin aku mencoba semakin sakit yang kurasakan. Hanya adik yang benar-benar bisa tersenyum sampai sekarang. Dia tak penah sekalipun menunjukan rasa sedihnya didepanku. Bukan, dia bukanya tak sedih. Aku pernah mendapatinya menangis lirih dikamarnya. Aku tahu dia menahan suara tangisnya agar tak terdengar olehku. Aku rasa adiklah yang benar-benar kehilangan kalian, adiklah yang benar-benar hancur hatinya.
Ayah, ingatkah ketika adik masih kecil dan ayah ingin membelikannya mainan robot? Lalu dia bilang dia tidak menginkan itu, dia bilang mainan itu mahal. Padahal ayah tahu adik benar-benar menginginkannya. Akhirnya, di rumah ayah membuatkan robot-robotan dari kertas. Adik benar-benar senang dan memuji buatan ayah lebih bagus dari pada yang dijual di toko mainan. Padahal kita semua tahu bikinan ayah ga bagus-bagus amat. Tapi adik terus saja memuji.
Dan ibu, ingatkah ketika adik mulai menginjak remaja? Ibu menyisihkan uang untuknya  agar bisa membeli baju baru. Ibu tak ingin adik minder selalu memakai pakaian bekas kakaknya. Ibu memberikan uang itu kepada adik. Adik terlihat senang tapi setelah itu dia malah menggunakan uang itu untuk  mebelikan ibu pakaian. Dia bilang dia tak perlu pakaian baru, ibulah yang perlu. Dia hanya ingin selalu melihat ibu tampil cantik. itu cukup baginya.
Ayah ibu andai saja tak ada adik, mungkin aku sudah menyusul kalian saat ini. Aku yang merasa belum siap melawan dunia tanpa kehadiaran kalian, benar-benar ketakutan dan  buta arah. Dingin dan gelap tanpa ada jalan keluar.
Saat ini aku bersyukur di sampingku ada adik yang sesederhana dia, yang ikhlas menerima semuanya dan selalu berpikir positif dalam kondisi apapun. Aku tak tahu apa yang kalian ajarkan padanya hingga dia bisa sekuat ini. Tapi terimakasih atas segalanya, aku bisa belajar itu darinya sekarang. Ya, aku mulai bangkit walau belum sepenuhnya dapat berdiri tegak.
Aku tahu Tuhan tak kan memberikan cobaan di luar batas kemampuan manusia. Dan yang hanya bisa kami lakukan adalah berjuang dan akhirnya dapat  maju ke depan.   
 “Kak, Ayah dan ibu pasti senang Kakak ke sini” kata adik membuyarkan lamunanku
”Kak, coba dengar!”  dia menyerahkan mp3 playernya
Aku langsung tersenyum ketika lagu mulai mengalun
Hari ini aku di sini Berjuang untuk bertahan Padamkan luka dan beban yang ada Yang tlah membakar seluruh jiwa Kucoba resapi kucoba selami Segala yang tlah terjadi Ku ambil hikmahnya Rasakan nikmatnya Dan kucoba untuk hadapi
I will survive, I will revive I won't surrender and stay alive Kau berikan kekuatan Untuk lewati semua ini
Hari ini kan kupastikan Aku masih ada disini Mencoba lepaskan, coba bebaskan Segala rasa perih di hati Kucoba resapiku, coba hayati Segala yang tlah terjadi Ku ambil hikmahnya, rasakan nikmatnya Dan kucoba untuk hadapi
And I will survive, I will revive I won't surrender and stay alive Kauberikan kekuatan 'Tuk lewati semua ini
Engkau slalu ada Di saat jiwaku rapuh, di kalaku jatuh And I want you to know That I will fight to survive, I will not give up, I will not give in, I'll stay alive for you... for you... for You...
I will survive, I will revive I won't surrender and stay alive
I will survive, I will revive getting stronger to stay alive Kau berikan aku kekuatan 'Tuk lewati semua ini
I will survive, I will revive Getting BIGGER... bigger than life Engkau Yang Esa, Yang Perkasa You give me reason to survive
Thank’s brother
- See more at: http://inspirasi.co/forum/post/2866/special_brother#sthash.AqnlPgjZ.dpuf
Hari ini tepat setahun mereka meninggalkan kami. Pasangan hebat yang telah membesarkan kami sampai remaja. Seharusnya mereka masih di sini. Membimbing dan mengarahkan kami sampai benar- benar menjadi sosok yang dewasa, menjadikan kami orang yang tak takut menghadapi dinginnya dunia luar . Namun pengendara motor yang mabuk waktu itu merampas hak kami untuk memeroleh semua perhatian itu dari orang tua kami sendiri.
Aku sempat tak terima dengan semua itu. Aku terus memukul dan memaki orang yang mengantar kedua orang tuaku pada ketiadaan. “Kenapa kalian saja yang tak mati!!!” aku terus mengulang kalimat itu berteriak kencang didepan muka mereka. Namun semakin keras aku berteriak, semakin keras aku memukul mereka, hati ini semakin sakit. Aku tahu saat itu ayah dan ibu tak kan pernah kembali lagi.
***
Assalamualaikum ayah dan ibu. Hari ini akhirnya aku berkunjung ke rumah kalian. Maaf aku baru bisa datang menjenguk kalian saat ini. Bukan tak sempat, hanya saja sampai saat ini aku masih tak percaya kalian sudah tiada.
Aku masih menyimpan semua benda-benda kesayangangan kalian. Meletakannya dengan posisi yang sama sebelum kalian meninggalkan rumah. Mungkin hanya lewat benda-benda itu aku merasa bahwa ayah dan ibu tak pernah pergi meninggalkan kami.
Ayah, ibu, aku datang bersama adik. Dia yang selalu datang dan merawat persinggahan terakhirmu ketika aku masih tak bisa menghadapi kenyataan. Aku benar-benar berterimakasih kalian telah memberikan seorang adik seperti dia. Dia yang tak pernah mengeluh dan tak pernah sekalipun putus asa, mencoba sekuat tenaga untuk selalu di sampingku yang menguatkanku setiap saat.
Kalian pernah mengajarkan kami selalu tersenyum dikondisi terburuk apapun, namun semakin aku mencoba semakin sakit yang kurasakan. Hanya adik yang benar-benar bisa tersenyum sampai sekarang. Dia tak penah sekalipun menunjukan rasa sedihnya didepanku. Bukan, dia bukanya tak sedih. Aku pernah mendapatinya menangis lirih dikamarnya. Aku tahu dia menahan suara tangisnya agar tak terdengar olehku. Aku rasa adiklah yang benar-benar kehilangan kalian, adiklah yang benar-benar hancur hatinya.
Ayah, ingatkah ketika adik masih kecil dan ayah ingin membelikannya mainan robot? Lalu dia bilang dia tidak menginkan itu, dia bilang mainan itu mahal. Padahal ayah tahu adik benar-benar menginginkannya. Akhirnya, di rumah ayah membuatkan robot-robotan dari kertas. Adik benar-benar senang dan memuji buatan ayah lebih bagus dari pada yang dijual di toko mainan. Padahal kita semua tahu bikinan ayah ga bagus-bagus amat. Tapi adik terus saja memuji.
Dan ibu, ingatkah ketika adik mulai menginjak remaja? Ibu menyisihkan uang untuknya  agar bisa membeli baju baru. Ibu tak ingin adik minder selalu memakai pakaian bekas kakaknya. Ibu memberikan uang itu kepada adik. Adik terlihat senang tapi setelah itu dia malah menggunakan uang itu untuk  mebelikan ibu pakaian. Dia bilang dia tak perlu pakaian baru, ibulah yang perlu. Dia hanya ingin selalu melihat ibu tampil cantik. itu cukup baginya.
Ayah ibu andai saja tak ada adik, mungkin aku sudah menyusul kalian saat ini. Aku yang merasa belum siap melawan dunia tanpa kehadiaran kalian, benar-benar ketakutan dan  buta arah. Dingin dan gelap tanpa ada jalan keluar.
Saat ini aku bersyukur di sampingku ada adik yang sesederhana dia, yang ikhlas menerima semuanya dan selalu berpikir positif dalam kondisi apapun. Aku tak tahu apa yang kalian ajarkan padanya hingga dia bisa sekuat ini. Tapi terimakasih atas segalanya, aku bisa belajar itu darinya sekarang. Ya, aku mulai bangkit walau belum sepenuhnya dapat berdiri tegak.
Aku tahu Tuhan tak kan memberikan cobaan di luar batas kemampuan manusia. Dan yang hanya bisa kami lakukan adalah berjuang dan akhirnya dapat  maju ke depan.   
 “Kak, Ayah dan ibu pasti senang Kakak ke sini” kata adik membuyarkan lamunanku
”Kak, coba dengar!”  dia menyerahkan mp3 playernya
Aku langsung tersenyum ketika lagu mulai mengalun
Hari ini aku di sini Berjuang untuk bertahan Padamkan luka dan beban yang ada Yang tlah membakar seluruh jiwa Kucoba resapi kucoba selami Segala yang tlah terjadi Ku ambil hikmahnya Rasakan nikmatnya Dan kucoba untuk hadapi
I will survive, I will revive I won't surrender and stay alive Kau berikan kekuatan Untuk lewati semua ini
Hari ini kan kupastikan Aku masih ada disini Mencoba lepaskan, coba bebaskan Segala rasa perih di hati Kucoba resapiku, coba hayati Segala yang tlah terjadi Ku ambil hikmahnya, rasakan nikmatnya Dan kucoba untuk hadapi
And I will survive, I will revive I won't surrender and stay alive Kauberikan kekuatan 'Tuk lewati semua ini
Engkau slalu ada Di saat jiwaku rapuh, di kalaku jatuh And I want you to know That I will fight to survive, I will not give up, I will not give in, I'll stay alive for you... for you... for You...
I will survive, I will revive I won't surrender and stay alive
I will survive, I will revive getting stronger to stay alive Kau berikan aku kekuatan 'Tuk lewati semua ini
I will survive, I will revive Getting BIGGER... bigger than life Engkau Yang Esa, Yang Perkasa You give me reason to survive
Thank’s brother
- See more at: http://inspirasi.co/forum/post/2866/special_brother#sthash.AqnlPgjZ.dpuf
Hari ini tepat setahun mereka meninggalkan kami. Pasangan hebat yang telah membesarkan kami sampai remaja. Seharusnya mereka masih di sini. Membimbing dan mengarahkan kami sampai benar- benar menjadi sosok yang dewasa, menjadikan kami orang yang tak takut menghadapi dinginnya dunia luar . Namun pengendara motor yang mabuk waktu itu merampas hak kami untuk memeroleh semua perhatian itu dari orang tua kami sendiri.
Aku sempat tak terima dengan semua itu. Aku terus memukul dan memaki orang yang mengantar kedua orang tuaku pada ketiadaan. “Kenapa kalian saja yang tak mati!!!” aku terus mengulang kalimat itu berteriak kencang didepan muka mereka. Namun semakin keras aku berteriak, semakin keras aku memukul mereka, hati ini semakin sakit. Aku tahu saat itu ayah dan ibu tak kan pernah kembali lagi.
***
Assalamualaikum ayah dan ibu. Hari ini akhirnya aku berkunjung ke rumah kalian. Maaf aku baru bisa datang menjenguk kalian saat ini. Bukan tak sempat, hanya saja sampai saat ini aku masih tak percaya kalian sudah tiada.
Aku masih menyimpan semua benda-benda kesayangangan kalian. Meletakannya dengan posisi yang sama sebelum kalian meninggalkan rumah. Mungkin hanya lewat benda-benda itu aku merasa bahwa ayah dan ibu tak pernah pergi meninggalkan kami.
Ayah, ibu, aku datang bersama adik. Dia yang selalu datang dan merawat persinggahan terakhirmu ketika aku masih tak bisa menghadapi kenyataan. Aku benar-benar berterimakasih kalian telah memberikan seorang adik seperti dia. Dia yang tak pernah mengeluh dan tak pernah sekalipun putus asa, mencoba sekuat tenaga untuk selalu di sampingku yang menguatkanku setiap saat.
Kalian pernah mengajarkan kami selalu tersenyum dikondisi terburuk apapun, namun semakin aku mencoba semakin sakit yang kurasakan. Hanya adik yang benar-benar bisa tersenyum sampai sekarang. Dia tak penah sekalipun menunjukan rasa sedihnya didepanku. Bukan, dia bukanya tak sedih. Aku pernah mendapatinya menangis lirih dikamarnya. Aku tahu dia menahan suara tangisnya agar tak terdengar olehku. Aku rasa adiklah yang benar-benar kehilangan kalian, adiklah yang benar-benar hancur hatinya.
Ayah, ingatkah ketika adik masih kecil dan ayah ingin membelikannya mainan robot? Lalu dia bilang dia tidak menginkan itu, dia bilang mainan itu mahal. Padahal ayah tahu adik benar-benar menginginkannya. Akhirnya, di rumah ayah membuatkan robot-robotan dari kertas. Adik benar-benar senang dan memuji buatan ayah lebih bagus dari pada yang dijual di toko mainan. Padahal kita semua tahu bikinan ayah ga bagus-bagus amat. Tapi adik terus saja memuji.
Dan ibu, ingatkah ketika adik mulai menginjak remaja? Ibu menyisihkan uang untuknya  agar bisa membeli baju baru. Ibu tak ingin adik minder selalu memakai pakaian bekas kakaknya. Ibu memberikan uang itu kepada adik. Adik terlihat senang tapi setelah itu dia malah menggunakan uang itu untuk  mebelikan ibu pakaian. Dia bilang dia tak perlu pakaian baru, ibulah yang perlu. Dia hanya ingin selalu melihat ibu tampil cantik. itu cukup baginya.
Ayah ibu andai saja tak ada adik, mungkin aku sudah menyusul kalian saat ini. Aku yang merasa belum siap melawan dunia tanpa kehadiaran kalian, benar-benar ketakutan dan  buta arah. Dingin dan gelap tanpa ada jalan keluar.
Saat ini aku bersyukur di sampingku ada adik yang sesederhana dia, yang ikhlas menerima semuanya dan selalu berpikir positif dalam kondisi apapun. Aku tak tahu apa yang kalian ajarkan padanya hingga dia bisa sekuat ini. Tapi terimakasih atas segalanya, aku bisa belajar itu darinya sekarang. Ya, aku mulai bangkit walau belum sepenuhnya dapat berdiri tegak.
Aku tahu Tuhan tak kan memberikan cobaan di luar batas kemampuan manusia. Dan yang hanya bisa kami lakukan adalah berjuang dan akhirnya dapat  maju ke depan.   
 “Kak, Ayah dan ibu pasti senang Kakak ke sini” kata adik membuyarkan lamunanku
”Kak, coba dengar!”  dia menyerahkan mp3 playernya
Aku langsung tersenyum ketika lagu mulai mengalun
Hari ini aku di sini Berjuang untuk bertahan Padamkan luka dan beban yang ada Yang tlah membakar seluruh jiwa Kucoba resapi kucoba selami Segala yang tlah terjadi Ku ambil hikmahnya Rasakan nikmatnya Dan kucoba untuk hadapi
I will survive, I will revive I won't surrender and stay alive Kau berikan kekuatan Untuk lewati semua ini
Hari ini kan kupastikan Aku masih ada disini Mencoba lepaskan, coba bebaskan Segala rasa perih di hati Kucoba resapiku, coba hayati Segala yang tlah terjadi Ku ambil hikmahnya, rasakan nikmatnya Dan kucoba untuk hadapi
And I will survive, I will revive I won't surrender and stay alive Kauberikan kekuatan 'Tuk lewati semua ini
Engkau slalu ada Di saat jiwaku rapuh, di kalaku jatuh And I want you to know That I will fight to survive, I will not give up, I will not give in, I'll stay alive for you... for you... for You...
I will survive, I will revive I won't surrender and stay alive
I will survive, I will revive getting stronger to stay alive Kau berikan aku kekuatan 'Tuk lewati semua ini
I will survive, I will revive Getting BIGGER... bigger than life Engkau Yang Esa, Yang Perkasa You give me reason to survive
Thank’s brother
- See more at: http://inspirasi.co/forum/post/2866/special_brother#sthash.AqnlPgjZ.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar