Hari ini tepat setahun mereka
meninggalkan kami. Pasangan hebat yang telah membesarkan kami sampai
remaja. Seharusnya mereka masih di sini. Membimbing dan mengarahkan kami
sampai benar- benar menjadi sosok yang dewasa, menjadikan kami orang
yang tak takut menghadapi dinginnya dunia luar . Namun pengendara motor
yang mabuk waktu itu merampas hak kami untuk memeroleh semua perhatian
itu dari orang tua kami sendiri.
Aku
sempat tak terima dengan semua itu. Aku terus memukul dan memaki orang
yang mengantar kedua orang tuaku pada ketiadaan. “Kenapa kalian saja
yang tak mati!!!” aku terus mengulang
kalimat itu berteriak kencang
didepan muka mereka. Namun semakin keras aku berteriak, semakin keras
aku memukul mereka, hati ini semakin sakit. Aku tahu saat itu ayah dan
ibu tak kan pernah kembali lagi.
***
Assalamualaikum
ayah dan ibu. Hari ini akhirnya aku berkunjung ke rumah kalian. Maaf
aku baru bisa datang menjenguk kalian saat ini. Bukan tak sempat, hanya
saja sampai saat ini aku masih tak percaya kalian sudah tiada.
Aku
masih menyimpan semua benda-benda kesayangangan kalian. Meletakannya
dengan posisi yang sama sebelum kalian meninggalkan rumah. Mungkin hanya
lewat benda-benda itu aku merasa bahwa ayah dan ibu tak pernah pergi
meninggalkan kami.
Ayah, ibu, aku
datang bersama adik. Dia yang selalu datang dan merawat persinggahan
terakhirmu ketika aku masih tak bisa menghadapi kenyataan. Aku
benar-benar berterimakasih kalian telah memberikan seorang adik seperti
dia. Dia yang tak pernah mengeluh dan tak pernah sekalipun putus asa,
mencoba sekuat tenaga untuk selalu di sampingku yang menguatkanku setiap
saat.
Kalian pernah mengajarkan kami
selalu tersenyum dikondisi terburuk apapun, namun semakin aku mencoba
semakin sakit yang kurasakan. Hanya adik yang benar-benar bisa tersenyum
sampai sekarang. Dia tak penah sekalipun menunjukan rasa sedihnya
didepanku. Bukan, dia bukanya tak sedih. Aku pernah mendapatinya
menangis lirih dikamarnya. Aku tahu dia menahan suara tangisnya agar tak
terdengar olehku. Aku rasa adiklah yang benar-benar kehilangan kalian,
adiklah yang benar-benar hancur hatinya.
Ayah,
ingatkah ketika adik masih kecil dan ayah ingin membelikannya mainan
robot? Lalu dia bilang dia tidak menginkan itu, dia bilang mainan itu
mahal. Padahal ayah tahu adik benar-benar menginginkannya. Akhirnya, di
rumah ayah membuatkan robot-robotan dari kertas. Adik benar-benar senang
dan memuji buatan ayah lebih bagus dari pada yang dijual di toko
mainan. Padahal kita semua tahu bikinan ayah ga bagus-bagus amat. Tapi adik terus saja memuji.
Dan
ibu, ingatkah ketika adik mulai menginjak remaja? Ibu menyisihkan uang
untuknya agar bisa membeli baju baru. Ibu tak ingin adik minder
selalu memakai pakaian bekas kakaknya. Ibu memberikan uang itu kepada
adik. Adik terlihat senang tapi setelah itu dia malah menggunakan uang
itu untuk mebelikan ibu pakaian. Dia bilang dia tak perlu pakaian baru,
ibulah yang perlu. Dia hanya ingin selalu melihat ibu tampil cantik.
itu cukup baginya.
Ayah ibu andai
saja tak ada adik, mungkin aku sudah menyusul kalian saat ini. Aku yang
merasa belum siap melawan dunia tanpa kehadiaran kalian, benar-benar
ketakutan dan buta arah. Dingin dan gelap tanpa ada jalan keluar.
Saat
ini aku bersyukur di sampingku ada adik yang sesederhana dia, yang
ikhlas menerima semuanya dan selalu berpikir positif dalam kondisi
apapun. Aku tak tahu apa yang kalian ajarkan padanya hingga dia bisa
sekuat ini. Tapi terimakasih atas segalanya, aku bisa belajar itu
darinya sekarang. Ya, aku mulai bangkit walau belum sepenuhnya dapat
berdiri tegak.
Aku tahu Tuhan tak kan
memberikan cobaan di luar batas kemampuan manusia. Dan yang hanya bisa
kami lakukan adalah berjuang dan akhirnya dapat maju ke depan.
“Kak, Ayah dan ibu pasti senang Kakak ke sini” kata adik membuyarkan lamunanku
”Kak, coba dengar!” dia menyerahkan mp3 playernya
Aku langsung tersenyum ketika lagu mulai mengalun:
berjuang untuk bertahan
padamkan luka dan beban yang ada
yang tlah membakar seluruh jiwa
kucoba resapi kucoba selami
segala yang tlah terjadi
ku ambil hikmahnya
rasakan nikmatnya
dan kucoba untuk hadapi
I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
kau berikan kekuatan
untuk lewati semua ini
hari ini kan kupastikan
aku masih ada disini
mencoba lepaskan, coba bebaskan
segala rasa perih di hati
kucoba resapiku, coba hayati
segala yang tlah terjadi
ku ambil hikmahnya,
rasakan nikmatnya
dan kucoba untuk hadapi
and I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
kauberikan kekuatan
'tuk lewati semua ini
Engkau slalu ada
di saat jiwaku rapuh, di kalaku jatuh
and I want you to know
that I will fight to survive,
I will not give up, I will not give in,
I'll stay alive for you... for you... for You...
I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
I will survive, I will revive
getting stronger to stay alive
kau berikan aku kekuatan
'tuk lewati semua ini
I will survive, I will revive
getting BIGGER... bigger than life
Engkau Yang Esa, Yang Perkasa
You give me reason to survive
Thank’s brother
Hari
ini tepat setahun mereka meninggalkan kami. Pasangan hebat yang telah
membesarkan kami sampai remaja. Seharusnya mereka masih di sini.
Membimbing dan mengarahkan kami sampai benar- benar menjadi sosok yang
dewasa, menjadikan kami orang yang tak takut menghadapi dinginnya dunia
luar . Namun pengendara motor yang mabuk waktu itu merampas hak kami
untuk memeroleh semua perhatian itu dari orang tua kami sendiri.
Aku sempat tak terima dengan semua itu.
Aku terus memukul dan memaki orang yang mengantar kedua orang tuaku pada
ketiadaan. “Kenapa kalian saja yang tak mati!!!” aku terus mengulang
kalimat itu berteriak kencang didepan muka mereka. Namun semakin keras
aku berteriak, semakin keras aku memukul mereka, hati ini semakin sakit.
Aku tahu saat itu ayah dan ibu tak kan pernah kembali lagi.
***
Assalamualaikum ayah dan ibu. Hari ini
akhirnya aku berkunjung ke rumah kalian. Maaf aku baru bisa datang
menjenguk kalian saat ini. Bukan tak sempat, hanya saja sampai saat ini
aku masih tak percaya kalian sudah tiada.
Aku masih menyimpan semua benda-benda
kesayangangan kalian. Meletakannya dengan posisi yang sama sebelum
kalian meninggalkan rumah. Mungkin hanya lewat benda-benda itu aku
merasa bahwa ayah dan ibu tak pernah pergi meninggalkan kami.
Ayah, ibu, aku datang bersama adik. Dia
yang selalu datang dan merawat persinggahan terakhirmu ketika aku masih
tak bisa menghadapi kenyataan. Aku benar-benar berterimakasih kalian
telah memberikan seorang adik seperti dia. Dia yang tak pernah mengeluh
dan tak pernah sekalipun putus asa, mencoba sekuat tenaga untuk selalu
di sampingku yang menguatkanku setiap saat.
Kalian pernah mengajarkan kami selalu
tersenyum dikondisi terburuk apapun, namun semakin aku mencoba semakin
sakit yang kurasakan. Hanya adik yang benar-benar bisa tersenyum sampai
sekarang. Dia tak penah sekalipun menunjukan rasa sedihnya didepanku.
Bukan, dia bukanya tak sedih. Aku pernah mendapatinya menangis lirih
dikamarnya. Aku tahu dia menahan suara tangisnya agar tak terdengar
olehku. Aku rasa adiklah yang benar-benar kehilangan kalian, adiklah
yang benar-benar hancur hatinya.
Ayah, ingatkah ketika adik masih kecil
dan ayah ingin membelikannya mainan robot? Lalu dia bilang dia tidak
menginkan itu, dia bilang mainan itu mahal. Padahal ayah tahu adik
benar-benar menginginkannya. Akhirnya, di rumah ayah membuatkan
robot-robotan dari kertas. Adik benar-benar senang dan memuji buatan
ayah lebih bagus dari pada yang dijual di toko mainan. Padahal kita
semua tahu bikinan ayah ga bagus-bagus amat. Tapi adik terus saja memuji.
Dan ibu, ingatkah ketika adik mulai
menginjak remaja? Ibu menyisihkan uang untuknya agar bisa membeli baju
baru. Ibu tak ingin adik minder selalu memakai pakaian bekas
kakaknya. Ibu memberikan uang itu kepada adik. Adik terlihat senang tapi
setelah itu dia malah menggunakan uang itu untuk mebelikan ibu
pakaian. Dia bilang dia tak perlu pakaian baru, ibulah yang perlu. Dia
hanya ingin selalu melihat ibu tampil cantik. itu cukup baginya.
Ayah ibu andai saja tak ada adik,
mungkin aku sudah menyusul kalian saat ini. Aku yang merasa belum siap
melawan dunia tanpa kehadiaran kalian, benar-benar ketakutan dan buta
arah. Dingin dan gelap tanpa ada jalan keluar.
Saat ini aku bersyukur di sampingku ada
adik yang sesederhana dia, yang ikhlas menerima semuanya dan selalu
berpikir positif dalam kondisi apapun. Aku tak tahu apa yang kalian
ajarkan padanya hingga dia bisa sekuat ini. Tapi terimakasih atas
segalanya, aku bisa belajar itu darinya sekarang. Ya, aku mulai bangkit
walau belum sepenuhnya dapat berdiri tegak.
Aku tahu Tuhan tak kan memberikan cobaan
di luar batas kemampuan manusia. Dan yang hanya bisa kami lakukan
adalah berjuang dan akhirnya dapat maju ke depan.
“Kak, Ayah dan ibu pasti senang Kakak ke sini” kata adik membuyarkan lamunanku
”Kak, coba dengar!” dia menyerahkan mp3 playernya
Aku langsung tersenyum ketika lagu mulai mengalun
Hari ini aku di sini
Berjuang untuk bertahan
Padamkan luka dan beban yang ada
Yang tlah membakar seluruh jiwa
Kucoba resapi kucoba selami
Segala yang tlah terjadi
Ku ambil hikmahnya
Rasakan nikmatnya
Dan kucoba untuk hadapi
I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
Kau berikan kekuatan
Untuk lewati semua ini
Hari ini kan kupastikan
Aku masih ada disini
Mencoba lepaskan, coba bebaskan
Segala rasa perih di hati
Kucoba resapiku, coba hayati
Segala yang tlah terjadi
Ku ambil hikmahnya, rasakan nikmatnya
Dan kucoba untuk hadapi
And I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
Kauberikan kekuatan
'Tuk lewati semua ini
Engkau slalu ada
Di saat jiwaku rapuh, di kalaku jatuh
And I want you to know
That I will fight to survive,
I will not give up, I will not give in,
I'll stay alive for you... for you... for You...
I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
I will survive, I will revive
getting stronger to stay alive
Kau berikan aku kekuatan
'Tuk lewati semua ini
I will survive, I will revive
Getting BIGGER... bigger than life
Engkau Yang Esa, Yang Perkasa
You give me reason to survive
Thank’s brother
- See more at: http://inspirasi.co/forum/post/2866/special_brother#sthash.AqnlPgjZ.dpuf
Hari
ini tepat setahun mereka meninggalkan kami. Pasangan hebat yang telah
membesarkan kami sampai remaja. Seharusnya mereka masih di sini.
Membimbing dan mengarahkan kami sampai benar- benar menjadi sosok yang
dewasa, menjadikan kami orang yang tak takut menghadapi dinginnya dunia
luar . Namun pengendara motor yang mabuk waktu itu merampas hak kami
untuk memeroleh semua perhatian itu dari orang tua kami sendiri.
Aku sempat tak terima dengan semua itu.
Aku terus memukul dan memaki orang yang mengantar kedua orang tuaku pada
ketiadaan. “Kenapa kalian saja yang tak mati!!!” aku terus mengulang
kalimat itu berteriak kencang didepan muka mereka. Namun semakin keras
aku berteriak, semakin keras aku memukul mereka, hati ini semakin sakit.
Aku tahu saat itu ayah dan ibu tak kan pernah kembali lagi.
***
Assalamualaikum ayah dan ibu. Hari ini
akhirnya aku berkunjung ke rumah kalian. Maaf aku baru bisa datang
menjenguk kalian saat ini. Bukan tak sempat, hanya saja sampai saat ini
aku masih tak percaya kalian sudah tiada.
Aku masih menyimpan semua benda-benda
kesayangangan kalian. Meletakannya dengan posisi yang sama sebelum
kalian meninggalkan rumah. Mungkin hanya lewat benda-benda itu aku
merasa bahwa ayah dan ibu tak pernah pergi meninggalkan kami.
Ayah, ibu, aku datang bersama adik. Dia
yang selalu datang dan merawat persinggahan terakhirmu ketika aku masih
tak bisa menghadapi kenyataan. Aku benar-benar berterimakasih kalian
telah memberikan seorang adik seperti dia. Dia yang tak pernah mengeluh
dan tak pernah sekalipun putus asa, mencoba sekuat tenaga untuk selalu
di sampingku yang menguatkanku setiap saat.
Kalian pernah mengajarkan kami selalu
tersenyum dikondisi terburuk apapun, namun semakin aku mencoba semakin
sakit yang kurasakan. Hanya adik yang benar-benar bisa tersenyum sampai
sekarang. Dia tak penah sekalipun menunjukan rasa sedihnya didepanku.
Bukan, dia bukanya tak sedih. Aku pernah mendapatinya menangis lirih
dikamarnya. Aku tahu dia menahan suara tangisnya agar tak terdengar
olehku. Aku rasa adiklah yang benar-benar kehilangan kalian, adiklah
yang benar-benar hancur hatinya.
Ayah, ingatkah ketika adik masih kecil
dan ayah ingin membelikannya mainan robot? Lalu dia bilang dia tidak
menginkan itu, dia bilang mainan itu mahal. Padahal ayah tahu adik
benar-benar menginginkannya. Akhirnya, di rumah ayah membuatkan
robot-robotan dari kertas. Adik benar-benar senang dan memuji buatan
ayah lebih bagus dari pada yang dijual di toko mainan. Padahal kita
semua tahu bikinan ayah ga bagus-bagus amat. Tapi adik terus saja memuji.
Dan ibu, ingatkah ketika adik mulai
menginjak remaja? Ibu menyisihkan uang untuknya agar bisa membeli baju
baru. Ibu tak ingin adik minder selalu memakai pakaian bekas
kakaknya. Ibu memberikan uang itu kepada adik. Adik terlihat senang tapi
setelah itu dia malah menggunakan uang itu untuk mebelikan ibu
pakaian. Dia bilang dia tak perlu pakaian baru, ibulah yang perlu. Dia
hanya ingin selalu melihat ibu tampil cantik. itu cukup baginya.
Ayah ibu andai saja tak ada adik,
mungkin aku sudah menyusul kalian saat ini. Aku yang merasa belum siap
melawan dunia tanpa kehadiaran kalian, benar-benar ketakutan dan buta
arah. Dingin dan gelap tanpa ada jalan keluar.
Saat ini aku bersyukur di sampingku ada
adik yang sesederhana dia, yang ikhlas menerima semuanya dan selalu
berpikir positif dalam kondisi apapun. Aku tak tahu apa yang kalian
ajarkan padanya hingga dia bisa sekuat ini. Tapi terimakasih atas
segalanya, aku bisa belajar itu darinya sekarang. Ya, aku mulai bangkit
walau belum sepenuhnya dapat berdiri tegak.
Aku tahu Tuhan tak kan memberikan cobaan
di luar batas kemampuan manusia. Dan yang hanya bisa kami lakukan
adalah berjuang dan akhirnya dapat maju ke depan.
“Kak, Ayah dan ibu pasti senang Kakak ke sini” kata adik membuyarkan lamunanku
”Kak, coba dengar!” dia menyerahkan mp3 playernya
Aku langsung tersenyum ketika lagu mulai mengalun
Hari ini aku di sini
Berjuang untuk bertahan
Padamkan luka dan beban yang ada
Yang tlah membakar seluruh jiwa
Kucoba resapi kucoba selami
Segala yang tlah terjadi
Ku ambil hikmahnya
Rasakan nikmatnya
Dan kucoba untuk hadapi
I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
Kau berikan kekuatan
Untuk lewati semua ini
Hari ini kan kupastikan
Aku masih ada disini
Mencoba lepaskan, coba bebaskan
Segala rasa perih di hati
Kucoba resapiku, coba hayati
Segala yang tlah terjadi
Ku ambil hikmahnya, rasakan nikmatnya
Dan kucoba untuk hadapi
And I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
Kauberikan kekuatan
'Tuk lewati semua ini
Engkau slalu ada
Di saat jiwaku rapuh, di kalaku jatuh
And I want you to know
That I will fight to survive,
I will not give up, I will not give in,
I'll stay alive for you... for you... for You...
I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
I will survive, I will revive
getting stronger to stay alive
Kau berikan aku kekuatan
'Tuk lewati semua ini
I will survive, I will revive
Getting BIGGER... bigger than life
Engkau Yang Esa, Yang Perkasa
You give me reason to survive
Thank’s brother
- See more at: http://inspirasi.co/forum/post/2866/special_brother#sthash.AqnlPgjZ.dpuf
Hari
ini tepat setahun mereka meninggalkan kami. Pasangan hebat yang telah
membesarkan kami sampai remaja. Seharusnya mereka masih di sini.
Membimbing dan mengarahkan kami sampai benar- benar menjadi sosok yang
dewasa, menjadikan kami orang yang tak takut menghadapi dinginnya dunia
luar . Namun pengendara motor yang mabuk waktu itu merampas hak kami
untuk memeroleh semua perhatian itu dari orang tua kami sendiri.
Aku sempat tak terima dengan semua itu.
Aku terus memukul dan memaki orang yang mengantar kedua orang tuaku pada
ketiadaan. “Kenapa kalian saja yang tak mati!!!” aku terus mengulang
kalimat itu berteriak kencang didepan muka mereka. Namun semakin keras
aku berteriak, semakin keras aku memukul mereka, hati ini semakin sakit.
Aku tahu saat itu ayah dan ibu tak kan pernah kembali lagi.
***
Assalamualaikum ayah dan ibu. Hari ini
akhirnya aku berkunjung ke rumah kalian. Maaf aku baru bisa datang
menjenguk kalian saat ini. Bukan tak sempat, hanya saja sampai saat ini
aku masih tak percaya kalian sudah tiada.
Aku masih menyimpan semua benda-benda
kesayangangan kalian. Meletakannya dengan posisi yang sama sebelum
kalian meninggalkan rumah. Mungkin hanya lewat benda-benda itu aku
merasa bahwa ayah dan ibu tak pernah pergi meninggalkan kami.
Ayah, ibu, aku datang bersama adik. Dia
yang selalu datang dan merawat persinggahan terakhirmu ketika aku masih
tak bisa menghadapi kenyataan. Aku benar-benar berterimakasih kalian
telah memberikan seorang adik seperti dia. Dia yang tak pernah mengeluh
dan tak pernah sekalipun putus asa, mencoba sekuat tenaga untuk selalu
di sampingku yang menguatkanku setiap saat.
Kalian pernah mengajarkan kami selalu
tersenyum dikondisi terburuk apapun, namun semakin aku mencoba semakin
sakit yang kurasakan. Hanya adik yang benar-benar bisa tersenyum sampai
sekarang. Dia tak penah sekalipun menunjukan rasa sedihnya didepanku.
Bukan, dia bukanya tak sedih. Aku pernah mendapatinya menangis lirih
dikamarnya. Aku tahu dia menahan suara tangisnya agar tak terdengar
olehku. Aku rasa adiklah yang benar-benar kehilangan kalian, adiklah
yang benar-benar hancur hatinya.
Ayah, ingatkah ketika adik masih kecil
dan ayah ingin membelikannya mainan robot? Lalu dia bilang dia tidak
menginkan itu, dia bilang mainan itu mahal. Padahal ayah tahu adik
benar-benar menginginkannya. Akhirnya, di rumah ayah membuatkan
robot-robotan dari kertas. Adik benar-benar senang dan memuji buatan
ayah lebih bagus dari pada yang dijual di toko mainan. Padahal kita
semua tahu bikinan ayah ga bagus-bagus amat. Tapi adik terus saja memuji.
Dan ibu, ingatkah ketika adik mulai
menginjak remaja? Ibu menyisihkan uang untuknya agar bisa membeli baju
baru. Ibu tak ingin adik minder selalu memakai pakaian bekas
kakaknya. Ibu memberikan uang itu kepada adik. Adik terlihat senang tapi
setelah itu dia malah menggunakan uang itu untuk mebelikan ibu
pakaian. Dia bilang dia tak perlu pakaian baru, ibulah yang perlu. Dia
hanya ingin selalu melihat ibu tampil cantik. itu cukup baginya.
Ayah ibu andai saja tak ada adik,
mungkin aku sudah menyusul kalian saat ini. Aku yang merasa belum siap
melawan dunia tanpa kehadiaran kalian, benar-benar ketakutan dan buta
arah. Dingin dan gelap tanpa ada jalan keluar.
Saat ini aku bersyukur di sampingku ada
adik yang sesederhana dia, yang ikhlas menerima semuanya dan selalu
berpikir positif dalam kondisi apapun. Aku tak tahu apa yang kalian
ajarkan padanya hingga dia bisa sekuat ini. Tapi terimakasih atas
segalanya, aku bisa belajar itu darinya sekarang. Ya, aku mulai bangkit
walau belum sepenuhnya dapat berdiri tegak.
Aku tahu Tuhan tak kan memberikan cobaan
di luar batas kemampuan manusia. Dan yang hanya bisa kami lakukan
adalah berjuang dan akhirnya dapat maju ke depan.
“Kak, Ayah dan ibu pasti senang Kakak ke sini” kata adik membuyarkan lamunanku
”Kak, coba dengar!” dia menyerahkan mp3 playernya
Aku langsung tersenyum ketika lagu mulai mengalun
Hari ini aku di sini
Berjuang untuk bertahan
Padamkan luka dan beban yang ada
Yang tlah membakar seluruh jiwa
Kucoba resapi kucoba selami
Segala yang tlah terjadi
Ku ambil hikmahnya
Rasakan nikmatnya
Dan kucoba untuk hadapi
I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
Kau berikan kekuatan
Untuk lewati semua ini
Hari ini kan kupastikan
Aku masih ada disini
Mencoba lepaskan, coba bebaskan
Segala rasa perih di hati
Kucoba resapiku, coba hayati
Segala yang tlah terjadi
Ku ambil hikmahnya, rasakan nikmatnya
Dan kucoba untuk hadapi
And I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
Kauberikan kekuatan
'Tuk lewati semua ini
Engkau slalu ada
Di saat jiwaku rapuh, di kalaku jatuh
And I want you to know
That I will fight to survive,
I will not give up, I will not give in,
I'll stay alive for you... for you... for You...
I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
I will survive, I will revive
getting stronger to stay alive
Kau berikan aku kekuatan
'Tuk lewati semua ini
I will survive, I will revive
Getting BIGGER... bigger than life
Engkau Yang Esa, Yang Perkasa
You give me reason to survive
Thank’s brother
- See more at: http://inspirasi.co/forum/post/2866/special_brother#sthash.AqnlPgjZ.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar