“oh shiit, sial!!” kalimat pertama yang terucap ketika saya melihat tantangan ini.
Ayuz kampret kenapa musti ngetag #imagebucketchallenge pada saat
seperti ini. Akhir-akhir ini saya sedang sibuk membuat penangkaran semut. Saya
mendapat mimpi kalau sebentar lagi populasi semut akan menurun dan punah.
Padahal semut merupakan binatang edukasi terkeren yang pernah ada. Contoh yang
baik untuk anak cucu kita belajar tentang kerja keras dan kerja sama. Kalau
saya menanggapi challenge ini maka waktu saya akan tersita tapi kalau tak
menganggapi harga diri saya mau dibawa kemana. Karena harga diri yang tinggi dengan
berat hati saya meninggalkan penangkaan semut, saya menagis dan minta maaf satu
persatu kepada para semut binaan saya yang berjumlah jutaan. (Karena capek
akhirnya saya jarkom permintaan maaf saya lewat hape). Ya sudahlah, biarkan semut diurus sang pencipta dan untuk
saat ini biar saya mencipta karya baru
untuk menjawab challenge ini.
Dua puluh empat jam? setelah dipikir-pikir bukankah ini terlalu cepata. Saya dikirimi tantangan pada jam dua siang dan saya baca pada jam empat sore, jadi tinggal 22
jam lagi. Di rumah tak ada komputer, jadi mau ga mau harus bikin besok di kampus
pagi-pagi dan itupun baru bisa mulai jam delapan pagi. .Berarti waktu esekusi
karya hanya enam jam. Kampret!!. Akhirnyai sambil menunggu pagi saya mencoba
mencari ide untuk karya baru saya.
Paginya dengan ide yang sudah saya buat semalaman, tepatnya lima menit
sebelum tidur, saya mencoba untuk memulai mengesekusi ide tersebut. Konsep yang saya buat simpel.
Saya ingin menggambarkan orang yang sedang berusaha mengejar cinta. Jadi pertama-tama saya
menggambar orang yang sedang berlari. Namun permasalahan sebenarnya adalah objek apa yang bisa
dikejar dan bisa dijadikan objek pengganti dari cinta. Tiba-tiba saya teringat suatu benda yang sering saya kejar waktu kecil, ya layang-layang.
Saya rasa anak kecil terutama laki-laki yang lahir pada jaman tahun
92 pernah main layang-layang, saya pun
sering memainkannya juga. Namun karena tak selalu punya uang kadang saya hanya bisa liat teman
teman main layangan. Sambil melihat saya berdoa dengan keras agar layang-layang
mereka putus. Jika benar-benar putus maka saya akan mengejar layang –layang itu
dengan sekuat tenaga. Biarpun harus mendaki gunung dan lewati lembah pasti akan
saya kejar, pikiran saya saat itu hanya satu, saya harus dapat. Namun apa
akhirnya selalu dapat? Tidak. Banyak faktor yang membuat saya gagal mendapat
layang-layang itu. Kalah dari teman yang larinya lebih cepat, kalah dari teman yang mempunyai
kemampuan memanjat seperti monyet, bahkan kadang kalah dari anak yang mempunyai
keberuntungan tinggi. Dia sebenarnya tidak niat mengejar tapi karena layangan itu jatuh tepat
didekatnya, dia yang dapat. Kampret sekali kan.
Dari sedikit penggalan cerita masa kecil saya tersebut, saya rasa
layang layang memang cocok untuk object pengganti cinta dalam karya saya. Saya merasakan spirit dalam mengejar layang-layang putus sama dengan spirit mengejar cinta. Sama-sama
banyak halangan, sama-sama banyak saingannya, namun dalam hati cuma ada satu
tujuan, HARUS DAPAT!!. Semangat seperti itulah yang ingin saya sampaikan lewat karya saya kali ini., yang akhirnya tervisualisasikan seperti ini.
Saat karya ini jadi saya mencoba berkomunikasi dengannya
sebentar. Hai temanku yang saat ini sedang di dalam gambar. Entah bagaimana
hasilnya nanti yang penting lari dulu, kejar dulu, andai saja tak dapat, tak
apa. Kecewalah, marahlah, tapi ingat
sebentar saja. Cobalah ikhlas. Kalau kamu sabar pasti ada layang-layang
lain yang bisa dikejar. Jika kamu beruntung mungkin kamu akan diberi langsung dari si pembuat layangan. Dan kalau
dapat jagalah dengan segenap kemampuanmu, beri senar terbaik dan bermainlah
dengan penuh cinta.
Karena sudah uplod karya maka secara tidak langsung
saya sudah berhasil menjawab tantangan dari Ayuz. Ya kadang orang kalau tidak ditantang tidak bergerak. Walaupun masih kesal saya mengucapkan terimakasih sudah ditantang karena pada akhirnya itu menimbulkan kegelisahan dan kegelisahan itu lah yang membuat saya bisa menghasilkan sebuah karya kecil untuk meramaikan challenge ini. Dan kini saatnya saya balik
menjadi peternak semut lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar